Perspektif Dosen PPKn UMM Terhadap Pemilih Pemula Di Era Distrupsi: Literasi Digital Harus Kuat!

Sabtu, 02 September 2023 10:25 WIB   Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Dosen PPKn UMM-Arif Prasetyo Wibowo,M.Pd.,M.I.Pol

Malang- pemilih pemula saat ini banyak menjadi perhatian publik di masa mendekatnya pemilu 2024 mendatang karena mengingat sikap apatis yang ditunjukkan mayoritas anak muda sejak meluasnya penggunaan media sosial (Nurazizah, 2022). Menanggapi hal tersebut, salah satu doosen PPKn UMM yakni Arif Prasetyo Wibowo menyampaikan pandangannya.

“berdasarkan data dapat dilihat bahwa sebenarnya saat ini partisipasi pemilih pemula meningkat. Mengingat saluran-saluran untuk melakukan sosialisasi politik atau pendidikan politik semakin banyak. Dapat dilihat dari Instagram, tiktok, dan twitter yang saya rasa memberikan dampak positif terhadap sosialisasi politik dan pendidikan politik kepada pemilih pemula. Banyak dilihat berbagai macam video fyp sosial  media yang menghadirkan simbol-simbol dari partai tertentu yang menunjukkan platform media sosial  memberikan dampak terhadap literasi politik terhadap pemilih pemula” ujar Arif, Rabu (30 Agustus 2023).

Sejalan dengan pemilu 2024 mendatang, Arif menyampaikan munculnya permasalahan dalam partisipasi politik mayarakat yakni rendahnya literasi digital masyarakat. Menurutnya, rendahnya literasi digital pemilih pemula ini memicu munculnya penyebaran berita hoax yang berujung pada perpecahan dalam mastyarakat sendiri.

“sayangnya literasi digital SDM Indonesia masih kurang, ini dibuktkan dengan hasil riset yang dilakukan oleh Facebook bahwa penyebaran hoax dan ujaran kebencian masih banyak terjadi yang dilakukan oleh netizen Indonesia. Microsoft juga menyebutkan hasil riset bahwa netizen Indonesia adalah netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Dengan literassi digital yang rendah, maka menjelang pemilu akan muncul banyaknya hoaks yang dapat memecah belah kita.” Lanjut Arif.  

Arif menerengkan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan politik di era digital bagi pemilih pemula khususnya, harus dilakukan dengan maksimal dengan pendekatan secara formal maupun informal. Dosen muda PPKn UMM ini juga memberikan pandangan bagaimana strategi dalam melaksanakan pendidikan politik yang dapat dilakukan.

“cara menerapkan pendidikan politik yang ideal di era digital adalah secara formal dan informal yaitu baik yang disadari atau tidak. Misalnya cara yang disadari adalah dari lebmaga pendidikan formal seperti melalui pelajaran atau mata kuliah PKn. Lalu di ranah informal, menggunakan berbagai macam platform media sosial, NGO atau lembaga sosial masyarakat, organisasi dengan melakukan kaderisasi dan bergerak di bidang sosial  movement seperti organisasi ekstra kampus yang memberikan penddiikan politik terhadap warga negara muda ini”.

Terkahir dalam penyampaian padangangannya mengenai pemilih pemula, Arif menyampaikan harapannya kepada mereka dalam menyambut pemilu 2024 mendatang. Di era distrupsi seperti dewasa ini, diharapkan adanya sosialisasi yang lebih banyak untuk meningkatkan pengetahuan warga negara agar tidak termakan hoax dengan meningkatkan literasi digital mereka.

“dalam menyambut pemilu 2024, dewasa ini kampanye tidak hanya dilakukan melalui kegiatan sosialisasi namun juga kampanye di saluran-saluran digital. Harapan pemilu 2024 mendatang, di era distrupsi dimana semua dapat berubah dengan cepat dan tidak stabil, maka civic knowledge (pengetahuan warga negara) perlu ditingkatkan dengan sosialisasi yang masif sehingga masyarakat tidak lagi  mudah termakan hoax yang dapat memecah belah masyarakat. Maka saya harapkan politik identitas dapat jauh berkurang dibandingkan dengan sebelumnya dan literasi digital harus kuat” tutur Arif.

Shared: