Kata Pakar Dalam Webinar Pelatihan Inovasi Pembelajaran Pancasila Yang Menyenagkan Dan Bermakna

Sabtu, 08 Agustus 2020 11:17 WIB   Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Kamis (6/8). Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Malang bekerjasama dengan Lafinus Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada mengadakan webinar "Pelatihan Inovasi Pembelajaran Pancasila Yang Menyenangkan Dan Bermakna" hari kamis 6 agustus 2020 melalui zoom meeting. Acara yang dimulai tepat pukul 09.00 wib tersebut langsung dibuka oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes.

Moderator webinar, Moh. Wahyu Kurniawan, S.Pd., M.Pd membagi sesi webinar menjadi dua sesi. Sesi yang pertama merupakan sesi pemaparan materi dari Prof. Dr. Kaelan, M.S dan Dr. Trisakti Handayani, M.M. Dalam sesi pertama Prof. Dr. Kaelan, M.S mengkaji tentang substansi atau keilmuan dari Pancasila. Disebutkan dalam paparannya Pancasila merupakan dasar negara/philosofische grondslag yang bersumber dari nilai, adat istiadat, kebudayaan, dan agama. Selain sebagai dasar negara/philosofische grondslag Pancasila juga mempunyai kedudukan dan fungsi sebagai pandangan hidup bangsa atau way of life. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, oleh karenanya menurut Kaelan merupakan hal yang fatal jika Pancasila dimasukkan dalam undang-undang.

"Pancasila sebagai ideologi negara letaknya pada puncak tertinggi jadi tidak boleh jika dimasukkan dalam undang-undang" jelasnya.

Dr. Trisakti Handayani, M.M selaku pemateri kedua dalam webinar mengkaji tantang  pembelajaran Pancasila. Menurut Trisakti langkah pertama yang harus dilakukan adalah merubah paradigma tentang pembelajaran Pancasila yang membosankan menjadi pembelajaran Pancasila yang menyengkan. Cara yang harus dilakukan adalah meningkatkan kompetensi guru mulai dari kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Selain itu dalam pembelajaran guru juga harus menerapkan pendekatan TPACK, pembelajaran berbasis HOTS dan menggunakan media-media pembelajaran yang berorientasi pada abad 21. "jadilah guru yang memesona, guru yang dirindukan", ujarnya.

Dr. Heri Santoso, M.Hum dan Surono, M.A mengisi webinar pada sesi kedua dengan memberikan pelatihan pembelajaran Pancasila. Kedua pemateri memberikan tips dan trik bagaimana agar pembelajaran Pancasila tidak terkesan "garing". 

Shared: