Malang- Jumat, 24 November 2023 Program Studi PPKn FKIP UMM mendapat Kunjungan MGMP PPKn SMK Kota Malang. Dalam kegiatan ini dilakukan diskusi ilmiah kurikulum merdeka anggota MGMP PPKn SMK Kota Malang sekaligus sebagai kegiatan silaturahmi yang dilaksanakan di ruang sidang FKIP UMM.
Ketua MGMP (Mamik) memberi sambutan dengan menyampaikan beberapa harapan dari diadakannya kegiatan ini. Ia berharap agar guru-guru pasca kegiatan ini mampu mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan di sekolah tempat mereka mengajar serta kegiatan ini dapat sebagai gayung bersambut setelahnya.
“kami berharap tentunya kawan-kawan bisa mengimplementasikan kepada siswa-siswi di sekolah, kemudian menyambung diskusi kecil di pengurus sebelumnnya kami berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan, dan diharapkan sebegai media/tempat kami untuk belajar karena ini merupakan institusi pendidikan yang jenjangnya lebih tinggi dari kami’ ujar Mamik.
Dalam kegiatan pertemuan ini salah satu dosen PPKn UMM sebagai pemateri yakni Ibu Nurul. Beliau menyampaikan materi tentang kurikulum merdeka dalam menerapkan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
Nurul menyampaikan penerapan P5 dalam kurikulum merdeka di sekolah dapat dipraktikan dengan cara terbaik sehingga dapat memunculkan keunggulan masing-maisng SMK.
“Khususnya saat ini P5BK untuk SMK yang kita sebenarnya berharap ada semacam best practice penglaman bapak/ibu dalam menerapkan P5 itu seperti apa. Sehingga nantinya muncul keunggulan masing-masing SMK dalam P5BK ini” ujar Nurul mengawali penyampaian materinya.
Sebagai garda terdepan yang memegang mandat konstitusi, dalam penerapan kurikulum merdeka guru PPKn harus dapat menonjolkan karakter Pancasila.
Dalam kegiatan ini juga diadakan sharing session sebagai wadah guru-guru untuk berbagi pengalamnan dalam menerapkan kurikulum merdeka di sekolah mereka sekaligus bertanya kepada pemateri. Terdapat salah satu guru yang berbagi pengalaman tentang tantangannya dalam menerapkan P5 dalam Kurikulum Merdeka dan bertanya tentang cara menyikapi tantangan tersebut.
“Sebagai pelaksana di lapangan, kita masih merasa ragu kiranya yang dilakukan sudah sesuai atau belum. Pelaksanaan kumer tidak sepenuhnya terlaksana secara tuntas karena hanya mengejar tuntutan yaitu harus tuntas pengetahuannya tanpa merubah karakternya. Dan sekarang siswa tidak terlepas dari gadget/hp yang mana memperngaruhi karakter mereka secara tidak langsung. Maka bagaimana yang harus dilakukan guru dalam menghadapi hal tersebut?” ungkap Ulma menyampaikan pertanyaannya.
Bu Nurul menjawab pertanyaan tersebut sekaligus memberi pesan kepada guru-guru agar mereka selalu siap berubah dan siap menghadapi perubaham kurikulum yang dimungkinkan akan datang.
“..tidak menutup kemungkinan anak-anak sekarang serba gadget atau si gepeng ini. Maka dari itu kita harus bisa menyesuaikan pemanfaatan gadget dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. Maka dalam penerapan kumer kita harus melatih nilai-nilai karakter Pancasila pada diri mereka” pungkas Nurul