Sabtu (1/8). Dosen berkualifikasi akademik doktor Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Malang bertambah menjadi tujuh setelah 30 juli 2020 kemarin menambah satu doktor baru. Nurbani Yusuf berhasil mempertahankan diseertasinya dalam sidang terbuka daring dihadapan dewan penguji yang terdiri dari Prof. Ahsanul In’am, Ph.D sebagai Ketua Penguji, Prof. Dr. Ishommudin, M.Si sebagai Sekretaris Dewan Penguji, Dr. Vina Salviana, M.Si sebagai Penguji, Dr. Tri Suryaningsih, M.Si sebagai Penguji, Dr. Muslimin Mahmud, M.Si sebagai Penguji, Dr. Oman Sukmana, M.Si sebagai Penguji, Dr. Wahyudi, M.Si sebagai Promotor, dan Dr. Agus Tinus, M.Pd sebagao Co-Promotor.
Dalam temuan disertasinya yang berjudul "Restorasi Ideologi Pancasila Dalam Pemikiran Tokoh Nasional (Studi Hermeneutika Fenomenologi Terhadap Ahmad Syafii Ma’arif, Yudi Latif, dan Yudian Wahyudi)", Nurbani menyatakan bahwa telah terjadi penurunan kepercayaan publik terhadap ideologi negara. Hal ini terlihat bahwa di tahun 2005 publik yang pro-Pancasila angkanya mencapai 85,2%, tahun 2010 angkanya menjadi 79,4%, tahun 2015 angkanya menjadi 79,4% dan di tahun 2018 menjadi 75,3%.
“Dalam waktu 13 tahun, publik yang pro-Pancasila mengalami penurunan sebanyak 10%. Sedangkan publik yang pro-NKRI bersyariah islam mengalami kenaikan sebanyak 9%,” ujarnya.
Dengan lahirnya doktor baru di Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini, M. Mansur, Kaprodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini mengaku senang dan bangga. "Selamat atas suksesnya menggapai gelar doktornya dan mudah-mudahan ilmunya semakin berkah dan dapat mencerahkan kehidupan umat di dunia dan akhirat, aamiin", kata Mansur.